Pengertian kitab Zabur
Secara etimologis, Zabur berasal dari kata zabara yang berarti sepotong besi serta tulisan.
Secara etimologis kitab berasal dari kata ka- ta- ba yang berarti menulis, tulisan ataupun yang ditulis. sebaliknya dalam bahasa indonesia kitab berarti novel.
Secara terminologis Kitab Allah SWT yakni kitab- kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para Nabi serta RasulNya.
Allah SWT merendahkan kitab- kitab suci ialah Taurat, Zabur, Injil serta Al- Quran kepada para nabi serta RasulNya supaya jadi petunjuk dan untuk manusia dan segala semesta alam.

Dari ke 4 kitab- kitab Allah SWT yang sudah disebutkan diatas, salah satunya yakni kitab Zabur.
Kitab Zabur ini diturunkan kepada Nabi Daud a. s, dengan memakai bahasa Qibti.
Isi kitab Zabur
- Dzikir
- Pengajaran
- Hikmah
- Lima jenis nyanyian ( mazmur ) yang berisi tentang pengalaman-pengalaman
Nabi Daud a.s semasa hidupnya yang memuat dosa, suka dan duka, kemuliaan Allah SWT.
Dalil naqli tentang kitab zabur
Q.S. Ali-Imran : 184
فَإِن كَذَّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌۭ مِّن قَبْلِكَ جَآءُو بِٱلْبَيِّنَٰتِ وَٱلزُّبُرِ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُنِيرِ
Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamu pun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.
Q.S. Al-Isra’ : 55
وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ ٱلنَّبِيِّۦنَ عَلَىٰ بَعْضٍۢ ۖ وَءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ زَبُورًۭا
Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur (kepada) Daud.
Q.S. Saba’ : 10
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ مِنَّا فَضْلًۭا ۖ يَٰجِبَالُ أَوِّبِى مَعَهُۥ وَٱلطَّيْرَ ۖ وَأَلَنَّا لَهُ ٱلْحَدِيدَ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya,
Q.S. Al-Anbiya’ : 105
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى ٱلزَّبُورِ مِنۢ بَعْدِ ٱلذِّكْرِ أَنَّ ٱلْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِىَ ٱلصَّٰلِحُونَ
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.
Jelaskan pengertian zabur secara istilah!
Zabur( bahasa Arab:زبور) disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur, yang bagi Islam, merupakan salah satu kitab suci yang diturunkan saat sebelum Al- Quran( tidak hanya Taurat serta Injil)..[1]
Sebutan zabur merupakan persamaan dengan sebutan Ibrani zimra, bermaksud” lagu, musik.” Dia, bersama dengan zamir(” lagu”) serta mizmor(” mazmur” ataupun psalm), ialah derivasi zamar, maksudnya” nyanyi, nyanyikan pujian, buatkan musik.”
Dalam Islam zabur merupakan kitab suci yang diturunkan Allah kepada kalangan Bani Israil lewat utusannya yang bernama Nabi Daud.
kitab zabur merupakan salah satu kitab suci yang di turunkan saat sebelum al- QURAN( tidak hanya tautat serta injil)
Sejarah Kitab Zabur penting untuk dipelajari untuk kian menguatkan Rukun Iman ketiga dalam Islam ialah mengimani kitab-kitab Allah. Allah sudah memberikan kitab suci terhadap para rasul-Nya. Salah satunya yaitu Kitab Zabur yang diwariskan terhadap Nabi Daud untuk Bani Israel.
Menurut urutan turun serta para rasul yang menerimanya, secara komplit kitab-kitab yang diwariskan oleh Allah dan termasuk Rukun Iman bagi umat Islam hal yang demikian terdiri dari:
1. Taurat diwariskan terhadap Nabi Musa AS pada abad 12 sebelum masehi (SM) bagi Bani Israel.
2. Zabur diwariskan terhadap Nabi Daud AS sekitar abad 10 SM untuk Bani Israel.
3. Injil diwariskan lewat Nabi Isa AS pada abad 1 Masehi bagi kaum Bani Israel.
4. Al-Qur’an diwariskan terhadap Nabi Muhammad SAW selaku nabi terakhir dan diperuntukkan bagi segala umat manusia hingga akhir zaman.
Mengetahui Kitab Zabur
Kitab Zabur diamanahkan Allah terhadap Nabi Daud untuk menjadi tanda hidup bagi bangsa Bani Israel.
Kitab ini diwariskan sesudah kitab Taurat yang dikasih pada Nabi Musa. Zabur ditulis memakai bahasa Qibti.
Dikutip dari buku Pengajaran Agama Islam dan Budi Pekerti (Kemdikbud 2014), keterangan mengenai turunnya kitab Zabur pada Nabi Daud sudah disinggung Allah melewati firmannya pada surah Al Isra ayat 55 dan surah Annisa ayat 163.
Kecuali itu, keterangan seputar Zabur ditemukan pula pada surah Ali Imran ayat 184, Al Anbiyaa’ ayat 105, dan Saba’ ayat 10.
“Dan Tuhanmu lebih mengenal siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami sudah memberikan kelebihan terhadap beberapa Nabi-nabi atas beberapa (yang lain), dan Kami berikan Zabur terhadap Dawud.“ (QS. Al-Isra: 55)
“Sebenarnya Kami sudah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami sudah memberikan wahyu terhadap Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami sudah memberikan wahyu (pula) terhadap Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan si kecil cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur terhadap Daud.” (QS Annisa: 163)
Beberapa ulama menyamakan kitab Zabur dengan sebutan Mazmur. Kata “zabur” sama dengan kata dalam bahasa ibrani “zamir”, yang bermakna nyanyian atau musik.
Kitab Zabur mempunyai bobot isi berupa zikir, pendidikan, dan hikmah. Kitab ini menjadi pertanda atau wahyu Allah untuk diwariskan bagi umat Bani Israel.
Diinformasikan internet NU, dalam Zabur tak terdapat tata tertib-undang-undang syariat sebab Nabi Daud diperintahkan mencontoh syariat yang dibawa Nabi Musa.
Dalam Zabur terdapat 150 lagu (mazmur) yang dilagukan oleh Nabi Daud. Lagu itu menyuarakan pengalaman selama hidupnya.
Seumpama yakni pengakuan dosa, kisah kejatuhannya, pengampunan dosa, sukacita kepada kemenangan menghadapi musuh Allah, kemuliaan Allah seperti disuarakan alam, sanksi Allah, sampai kemuliaan Messiah yang akan datang adalah absensi nabi Muhammad.
Berdasarkan internet Sumber Belajar Kemdikbud, Nabi Daud dikasih kemudahan Allah untuk merajai isi kitab Zabur dan mendakwahkannya. Malah, Nabi Daud kerap menuntaskan bacaan dalam Zabur tatkala mempersiapkan pelana kuda.
Kisah ini disebutkan Nabi Muhammad dalam sabdanya: “Pembacaan Zabur dipermudah bagi Daud. Ia kerap kali memberi nasehat supaya hewan tunggangannya diletakkan pelana, dan kapabel menghabiskan bacaan Zabur sebelum pelana siap diletakkan. Dan ia tak akan makan kecuali hasil dari kerjanya sendiri. Barakallah.” (HR Bukhari).
Sejarah Kitab Zabur
Turunnya kitab Zabur terjadi sesudah Nabi Daud kapabel membunuh Jalut. Jalut (Goliath) merupakan pria takabur yang tak mengimani Allah. Ia menjadi pimpinan pasukan Palestina ketika itu. Daud yang usianya masih muda, suatu kali ikut serta dalam barisan tentara Bani Israel untuk melawan pasukan pimpinan Jalut.
Saat masih muda, Daud menyertai tentara Bani Israil di bawah pimpinan Raja Thalut melawan pasukan bangsa Palestina yang dipimpin Jalut (Goliath). Situs P2K Universitas Muhammadiyah Surabaya membeberkan, Daud sukses membunuh Jalut.
Ia malahan dielukan sesudah itu sebagai pahlawan perang. Sepeninggal Raja Thalut, Daud malah diangkat sebagai substitusi raja. Suatu hari Daud mengasingkan diri sekalian bertaubat pada Allah. Dalam pengasingannya, Daud memperbanyak lisannya untuk memuliakan Allah dengan bertasbih.
Lalu, ia diangkat sebagai nabi dan diwariskan padanya kitab Zabur dari Allah.ketika memuliakan Allah dengan bertasbih.
Momen ini digambarkan dalam surah Al Baqarah ayat 250-251).
Allah berfirman: “Tatkala Jalut dan tentaranya sudah menonjol oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: “Ya Ilahi kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan bantulah kami kepada orang-orang kafir.” Mereka (tentara Thalut) menumbangkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (setelah meninggalnya Thalut) dan mengajari kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Jikalau Allah tak menolak (keganasan) beberapa umat manusia dengan beberapa yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Namun Allah memiliki karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. ” (QS. Al-Baqarah: 250-251).
Hikmah Beriman terhadap Kitab-kitab Allah SWT
Beriman terhadap kitab Allah mempunyai sejumlah hikmah tertentu. Berikut ini hikmah-hikmah beriman terhadap kitab-kitab Allah, sebagaimana dikutip dari Pengajaran Agama Islam dan Budi Pekerti (2017) yang ditulis Muhammad Ahsan dan Sumiyati.
Memberikan tanda terhadap manusia mana yang benar dan mana yang salah.
Petunjuk supaya manusia tak berselisih dalam mempertimbangkan kebenaran.
Memberikan berita sejarah kehidupan orang-orang terdahulu. Memiliki ini dapat menjadi pembelajaran hidup yang berharga bagi umat manusia ketika ini.
Manusia yang beriman akan bisa mengenal dan membedakan mana yang bagus dan mana yang buruk, sebab di dalam kitab ditunjukkan perihal perilaku yang bagus dan buruk.
Mensyukuri seluruh anugerah dan enak Allah SWT, termasuk pemberian tanda yang benar melewati kitab-kitab-Nya.
Karena sikap toleransi yang tinggi sebab kitab-kitab Allah SWT memberikan penjelasan seputar penanaman sikap toleransi, saling menghormati, dan menghargai orang lain malahan pemeluk agama lain.
Makna Mencintai Al-Quran sebagai Kitab Terakhir
Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita patut mengimani sekalian menciptakan Al-Quran sebagai petunjuk hidup sehari-hari.
Kecintaan kepada Al-Quran dijelaskan dengan menganalisa Al-Quran, membaca, mengamalkan instruksi-instruksi di dalamnya, serta menjauhi larangan-larangan Allah SWT.
Setidaknya, terdapat tiga makna dan ketaatan yang bisa dikerjakan seorang muslim sebagai structure cinta kepada Al-Quran.
1. Menjadi muslim yang adil
Al-Quran memegang dan mengajari sikap adil dalam berjenis-jenis aspek kehidupan. Dengan bersikap adil, manusia akan menghasilkan orang-orang menjadi bertakwa. Seperti firman Allah SWT: “Dan janganlah kebencianmu kepada suatu kaum, menunjang kau untuk tak berlaku adil. Berlaku adillah, Ia (adil) itu lebih dekat terhadap takwa,” (QS. Al Maidah [5]: 8).
2. Pribadi yang berterima kasih
Orang yang berterima kasih cakap memakai kekuatan, pikiran, dan hartanya untuk Allah. Figur bersabar dalam situasi terdesak dan -teladan perilaku berterima kasih ini digambarkan dengan taat beribadah, mengeluarkan zakat, infak dan sedekah, menolong orang yang memerlukan, dan lain-lain.
3. Menjadi sosok yang takwa
Pribadi yang takwa ialah sosok yang meniru instruksi-instruksi Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu isi pokok Al-Quran ialah instruksi dan larangan. Orang yang berakwa taat dengan petunjuk hidup yang digariskan Islam melewati kitab sucinya.