Sejarah Turunnya Al-Qur’an Kepada Rosululloh – Pada bulan Ramadhan kita mengenal istilah malam lailatur Qadar. Yang mana malam tersebut malam yang lebih baik dari seribu bulan, karena pada malam tersebut adalah malam diturunkannya Al-Qur’an ke langit dunia.

Tetapi bagaimanakah cara Al-Qur’an itu di turunkan? Apakah Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan atau di turunkan secara berangsur-angsur? Simak penjelasan dibawah ini !
Sejarah Turunnya Al-Qur’an
Allah SWT menurunkan ayat pertama Al Quran pada bulan Ramadan. Meski ada sejumlah perbedaan, akan tetapi mayoritas ulama berpendapat 17 Ramadan sampai 13 tahun sebelum hijriah dipercaya sebagai malam nuzulul quran (turunnya Al Quran). Sebagian meyakini pada tanggal tersebut bertepatan dengan 10 Agustus 610 masehi.
Al Quran diturunkan oleh Allah SWT dengan perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hiro, Mekkah, Arab Saudi. Selanjutnya Al Quran turun secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun.
Sebagian meriwayatkan bahwa Al Quran turun selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Selama itu, Al Quran difirmankan Allah kepada Muhammad sebanyak 30 juz atau 114 surat atau sekitar 6666 ayat. Dan Al Quran turun di dua tempat, yaitu di Mekkah (yang ayatnya disebut Makkiyah) dan Madinah (yang disebut ayat Madaniyah).
Turunnya firman Allah yang pertama menandakan pelantikan Nabi Muhammad menjadi seorang Nabi. Pada waktu itu Nabi Muhammad terbujur kaku melihat Jibril yang diriwayatkan mempunyai sayap yang terbentang dari ufuk Barat hingga ufuk Timur. Pertemuan antara malaikat Jibril dengan Nabi Muhammad SAW menghasilkan dialog singkat yang sempat tidak dipahami oleh Nabi Muhammad.
Karena Nabi Muhammad dikenal sebagai pribadi yang tidak bisa membaca ataupun menulis, yang didalam bahasa Arab disebut ummi. Sedangkan, wahyu pertama yang turun kepada Muhammad adalah surat Al ‘Alaq ayat 1 sampai 5. Dan ayat yang pertama pada surat tersebut berisikan perintah untuk membaca.
Berdasarkan tulisan Musnur Hery Zuhdiyah dalam Jurnal UIN Raden Fatah, ketika malaikat Jibril membacakan ayat pertama yang berbunyi iqra’ (bacalah!), Nabi Muhammad selalu mengatakan maa ana bi qari’ (saya tidak bisa membaca).
Kemudian Jibril mendekap Nabi Muhammad sampai merasa sesak nafas. Kemudian malaikat Jibril melepaskan dekapannya, lalu ia kembali menyerukan kata-kata iqra dan jawaban yang sama turut dijawab oleh Nabi Muhammad. Sampai , untuk yang ketiga kalinya, Jibril membacakan surat Al ‘Alaq ayat 1-5.
Menurut Musnur, ketidak mampuan Nabi Muhammad untuk membaca menunjukkan bahwa Al Quran memang benar-benar firman Allah SWT. Sehingga, tidak sepatutnya orang-orang merasa khawatir bahwa Nabi Muhammad adalah pengarang dari kitab suci umat Islam itu.
Pada saat itu, Nabi Muhammad resmi menjadi Nabi dan mempunyai tugas untuk mensyiarkan ajaran Islam sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.
Baca Juga : Pengertian Al-Quran Menurut Bahasa Dan Istilah
Al Quran di turunkan melalui dua tahap
Turunnya Al Qur’an secara keseluruhan dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia pada malam yang mulia yaitu pada malam lailatul Qadar. sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al Qadar ayat 1
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami menurunkannya (Al Quran) pada malam lailatul Qadar.” (Q.S Al-Qadar : 1)
Kemudian turunnya Al Quran secara bertahap kepada Rasulallah selama 23 tahun, seperti firman Allah :
وَقُرْءَانًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيل
“Dan Al-Qur’an telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian-demi bagian.”(QS. Al-Isra’ : 106 )
Yaitu selama 13 tahun Rasulullah tinggal di kota Makkah dan selama 10 tahun beliau tinggal di Madinah.
Cara Turunnya Al-Quran Kepada Rasulallah SAW
Al-Qur’an di sampaikan kepada Rasulullah SAW melalui 2 cara, yaitu:
- Malaikat menampakkan dirinya kepada Rasulullah SAW menyerupai seorang laki-laki yang membacakan ayat-ayat kepadanya sehingga Rasulullah hafal ayat-ayat tersebut.
- Wahyu datang kepada Rasulullah SAW secara tiba-tiba seperti gemerincing lonceng yang mana terkadang membuat Rasulullah jatuh pingsan. Cara seperti inilah yang amat berat dirasakan oleh Rasulullah. Setelah lonceng itu berhenti dengan seketika Nabi Muhammad memahami apa maksud dari suara tersebut.
Menurut keterangan Aisyah, Nabi Muhammad SAW biasanya mengeluarkan keringat dingin yang begitu banyak saat dirinya menerima wahyu.
Karena saking mulianya Ramadan sebagai malam diturunkannya Alquran, Allah memberikan lailatul qadar pada salah satu malam di bulan Ramadan. Dan pada malam itu, segala amal baik manusia mempunyai nilai lebih baik dari 1000 bulan.
Baca Juga : Pengertian Puasa Lengkap
Demikianlah Sejarah turunnya Al-Qur’an kepada Rosululloh, semoga kita bisa melihat kapan waktu malam lailatul qadar malam yang lebih baik dari 1000 bulan tersebut. Dan semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu semua untuk menambah wawasan tentang nuzulul quran.